Penambang Galena Ilegal Di Jangkat Diduga Main Serobot Lahan Resahkan Warga

Penambang Galena Ilegal Di Jangkat Diduga Main Serobot Lahan Resahkan Warga

Murexs.com, Muratara – Daerah kecamatan Ulu Rawas, desa Jangkat, Kabupaten Muratara, Provinsi Sumsel, tengah marak aksi penambangan liar Galena yang dilajukan sejumlah oknum warga. Batuan alam ini, dijual kesejumlah pengepul lokal secara ilegal, lalu di ekspor ke Negara Cina melalui jalur Perairan.

Aksi penambangan liar di Desa Jangkat, Kecamatan Rawas Ulu, Kabupaten Muratara, Provinsi Sumsel baru baru ini menjadi sorotan. Minggu (14/7) Aksi sejumlah penambang yang melibatkan masyarakat lokal, menjadi momok menakutkan.

Karena para penambang liar, mengincar kebun kebun warga yang tidak ditunggu meskipun ada pemilknya, untuk melakukan penggalian.

Wajar saja dalam satu kilo gram harga batu galena atau timah hitam ini dihargai sekitar Rp65 ribu/Kg, namun harga yang sampai ke penambang lokal sekitar Rp30 ribu/kg.

Ramdon salah satu pemilik lahan yang diserobot lahannya oleh penambang liar tersebut, mengatakan keresahaanya.

Wajar saja dalam satu kilo gram harga batu galena atau timah hitam ini dihargai sekitar Rp65 ribu/Kg, namun harga yang sampai ke penambang lokal sekitar Rp30 ribu/kg.

Ramdon salah satu pemilik lahan yang diserobot lahannya oleh penambang liar tersebut, mengatakan keresahannya.

Karena aksi penambangan liar itu sudah merusak lahan miliknya, yang digali secara liar dan serampangan oleh para pelaku untuk diambil batu batu galena.

Karena aksi penambangan liar itu sudah merusak lahan miliknya, yang digali secara liar dan serampangan oleh para pelaku untuk diambil batu batu galena.

Banyak lopak lopak hasil penggalian yang ditinggalkan para pelaku secara serampangan di lahan milik warga.

“Kami mintak pak kapolda segera menindak penambang liar ini, banyak lahan milik kami warga Desa Jangkat, Muratara ini di serobot, ditambang tanpa izin,” ujarnya.

Menurutnya, para penambang itu merupakan oknum warga lokal, namun mereka berkelompok dan jumlahnya saat ini semakin meningkat.

Muhamad Saleh, salah satu perangkat desa yang mendapat pengaduan warga terkait, aksi penambang liar yang meresahkan warganya itu, membenarkan adanya aksi penambangan batu galena secara ilegal di desa mereka.

Mereka sudah melakukan pengecekan secara langsung ke lokasi lahan milik warga yang di tambang secara liar oleh para pelaku.

“Kalau informasi yang kami dapat aksi penambangan ilegal nyerobot lahan warga ini sudah satu bulan, ini meresahkan warga kami apo lagi yang punyo lahan,” jelasnya.

Dia berharap, sejumlah pihak terkait mulai dari aparat penegak hukum, Pemerintah Daerah, Dinas Pertambangan Provinsi Sumsel, dan Kapolda Sumsel untuk memberikan atensi khusus dan menindak penambangan batu galena liar ini.

“Kami takut ke depan akan ada konflik antar masyarakat dan huru hara. Karena warga menyampaikan mereka tidak senang lahan mereka digarap secara ilegal,” jelasnya.

Safri pemangku adat Desa Jangkat menuturkan, pihaknya meminta Kapolda Sumsel untuk turun langsung dalam kasus ini, karena penambangan liar batu galena ini melibatkan eksodus dari negara China.

“Kami minta Kapolda Turun tangan, untuk tindak lanjuti oknum oknum itu. Ini sudah meresahkan masyarakat. Warga kami sangat dirugikan, lahanya dirusak, tanpa permisi tanpa izin, hasil tambang di jual ke negara lain,” ujarnya.

Br salah satu pengepul batu galena yang sempat dibincangi, menuturkan Batuan galena merupakan bahan baku untuk pembuatan logam timah hitam. hampir 75 persen industri menggunakan galena.

“Untuk bahan buat batre, aki, dan lain lain. Hargo di pasar sekitar Rp65 ribu/kg itu bentuk mentah masih dalam karungan. Tapi hargo di penambang cuma sekitar Rp30 ribu/kg,” jelasnya.

Dia mengaku, untuk hasil tambang batuan galena di desa Jangkat, kecamatan Ulu Rawas, Kabupaten Muratara, juga termasuk salah satu bahan berkualitas baik.

Barang barang itu mereka tampung, dan dalam periode tertentu akan dikirim via darat dan laut untuk di ekspor ke Cina.

“Yang belinyo ado wong dari luar langsung dari cino,” jelasnya.

Dia juga mengatakan, untuk di wilayah iindonesia khususnya di pulau sumatera cukup banyak, mulai dari Aceh bagian timur, pasaman di Sumatera Barat, Muratara di Provinsi Sumsel, khususnya di daerah bukit barisan dengan radius yang tidak terlalu jauh dari aliran laut lepas. (*)

Pemerintahan Umum