Murexs.com Muratara– Belum beselang berapa menit dari pemblokiran jalan lintas Sumatera di desa Karang Anyar, Batu Gajah ,turut serta menyusul warga desa Kertasari memblokir jalan utama penghubung kekecamatan ,Senin (17/5/2021).
Terkait Perda no 17 tahun 2019 larangan diadakannya pesta malam,menuai polemik dikalangan masyarakat. Dipicu sebelumnya terjadi pembunuhan dipesta malam didesa Maur,dan banyak menimbulkan kericuhan serta narkoba juga desakan dari berbagai pihak ,pemerintah sigap mengambil keputusan tegas demi mewujudkan citra Muratara Berhidayah.
Himbauan sebelumnya sudah dilakukan oleh pemerintah melalui camat dan kades untuk disampaikan kewarga Masyarakat Muratara terkait larangan diadakan pesta malam.
Saat dikonfirmasi kades Kertasari di lokasi pemblokiran jalan Sundoyo menegaskan bahwa ia mendukung penuh Perda larangan pesta malam,namun untuk aksi pemblokiran jalan ia sama sekali sebelumnya tidak mengetahui akan diadakan aksi tersebut.
” Maaf saya baru pulang dari Singkut ,tau tau ada aksi dari warga saya, sekali lagi ini bukan arahan saya, aksi tersebut tidak ada pemberitahuan sebelumnya”, jelasnya tegas Senin malam (17/5/2021).
Lanjutnya,terkait Perda nomor 17 tahun 2019 larangan adanya pesta malam ,kami pemdes Kertasari mendukung penuh peraturan yang ditetapkan oleh pemkab Muratara.
Ditempat yang sama warga desa Kertasari Megi mengungkapkan ,aksi ini adalah spontanitas dari kami, terkait perda larangan pesta malam.
” Kami tidak setuju ditutupnya pesta malam ,harusnya jangan ditutup jangan menghilangkan budaya yang sudah ada, bila dibatasi jam kami setuju”, ujarnya berapi api.
Kemudian ia menuturkan bahwa aksi pemblokiran jalan bentuk Kecewa atas keputusan bupati dan wakil bupati yang sudah menghilangkan budaya mereka ,karena menurutnya banyak kerugian ditimbulkan dari penutupan pesta malam.
” Kami banyak persatuan ,kami rugi lalu cak ini,jadi kami minta bupati dan wakil bupati memikirkan dan kaji ulang tentang perda pelarangan pesta malam”, katanya ke wartawan Murexs.
Sementara itu salah satu ibu ibu warga desa Kertasari (RH) 45 mengatakan ,justru ia sangat setuju penutupan pesta malam,karena dampak pesta malam sangat terasa merusak moral generasi penerus.
” Tutup Bae pak bupati, anak aku kalu Ado pesta malam dag pakai nak tidok, trus sibuk nonton nengok biduan joget ,apo lagi kalu lah malam hawa maksiatnyo terasi nian”, tuturnya.
Sampai berita ini diterbitkan pemblokiran jalan masih berlangsung.
Jurnalis : Rika