Murexs.com LUBUKLINGGAU-Wali Kota Lubuklinggau, H SN Prana Putra Sohe melaunching KUR MARASE dan peresmian sentra Batik Durian Lubuklinggau, bertempat di Ruang Auditorium Bukit Sulap Kota Lubuklinggau, Kamis (28/7/2022).
Dalam sambutannya, Wako mengatakan program MARASE sebenarnya sudah berjalan sejak lama. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk merehab masjid yang ada di Kota Lubuklinggau. Apalagi jumlah masjid di Kota Lubuklinggau mencapai 200-an lebih.
“Intinya tanpa bantuan elemen masyarakat, kami (Pemkot Lubuklinggau) tidak akan bisa membangun masjid sebanyak itu,” akuinya.
Menurut Wako, munculnya program MARASE, diawali adanya pemikiran bahwa pembangunan masjid harus diutamakan. Setelah masjidnya bagus, baru diimbangi dengan masyarakat disekitarnya juga makmur.
Dirinya berharap, bagi masjid yang bangunan fisiknya sudah bagus, kas masjidnya dapat digunakan untuk membantu ekonomi produktif masyarakat disekitarnya.
Dan patut disyukuri, sekarang Bank Sumsel mempunyai program KUR MARASE yang bentuknya berupa pinjaman tanpa agunan.
“Oleh karena itu, saya mengajak semua pihak mari bersama-sama mendukung program KUR MARASE agar Kota Lubuklinggau dikenal oleh daerah lain dengan inovasinya,” ajak Nanan-sapaan akrab H SN Prana Putra Sohe.
Wako juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bank Sumsel Babel atas batuannya terhadap pengembangan program KUR MARASE dan sentra Batik Durian Kota Lubuklinggau.
Sementara itu, Pimpinan Bank Sumsel, Antonius Prabowo Argo juga mengatakan hal yang sama. “Kami ucapkan terima kasih kepada wali kota beserta perangkat daerah dilingkungan Pemkot Lubuklinggau atas dukungan terhadap Bank Sumsel Babel sehingga kami dapat menjalankan program KUR MARASE dengan baik,” ungkapnya.
Sejauh ini sambung dia, dari 200-an masjid di Kota Lubuklinggau, baru 80 masjid yang sudah tercover program KUR MARASE. Artinya masih ada PR bagi Bank Sumsel Babel agar semua masjid tersebut bisa tercover program ini.
Hingga 2022, Bank Sumsel telah menyalurkan KUR sekitar Rp 100 milyar. Atas keberhasilan itu, sangat wajar jika Bank Sumsel dan Wali Kota Lubuklinggau mendapatkan penghargaan atas ide program KUR MARASE.
Kegiatan diisi dengan peresmian sentra Batik Durian, berkat kerajinan ini Kota Lubuklinggau dikenal baik di dunia fashion. Bank Sumsel siap menunggu terobosan berikutnya.
Terkait sentra Batik Durian nantinya bisa dimanfaatkan sebagai ciri khas Kota Lubuklinggau untuk dibawa sebagai oleh-oleh bagi orang yang berkunjung ke Lubuklinggau.
“Saya memberikan apresiasi kepada ibu-ibu Dekranasda atas ide batiknya dan patut disyukuri juga batik Durian dapat tampil di Milan Fashion Week,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua TP PKK Kota Lubuklinggau, Hj Yetti Oktarina Prana menyampaikan sebagai pelopor Batik Durian dimana ide tersebut tertuang pada 2013.
“Saya ingin orang berkunjung ke Kota Lubuklinggau mempunyai tujuan. Saya sendiri saat berkunjung ke daerah lain juga membeli barang. Maka muncullah ide tersebut padahal saat itu belum ada pengrajin batik,” kenangnya.
Di Kota Lubuklinggau ada tiga sentra batik, dengan 51 pengrajin batik dan ada 350 potong kain batik setiap sekali produksi.
“Untuk lolos Milan Fashion Week tidaklah mudah. Alhamdulillah berkat kerja keras yang dilakukan, produk Kota Lubuklinggau bisa tampil disana,” ungkapnya.
Patut disyukuri Batik Durian bisa tumbuh dengan jati dirinya sendiri serta dapat mengangkat nama Kota Lubuklinggau di kancah nasional maupun internasional. Diharapkan dengan bantuan Pemkot Lubuklinggau, pihaknya dapat melaksanakan pelatihan membatik durian dan juga berkat bantuan Bank Sumsel Babel, batik durian semakin dikenal luas.
Hadir dalam launching tersebut, Wakil Wali Kota, H Sulaiman Kohar, kepala OPD, Pimpinan Bank Sumsel Cabang Lubuklinggau, Hidayat, Ketua GOW, Hj Sri Haryati Sulaiman dan pengurus masjid di Kota Lubuklinggau.(*).