Murexs.com Muratara— Bulan Ramadan memang nggak bisa lepas dengan yang namanya kolang-kaling. Oleh karena itu, di bulan ini, pedagang kolang-kaling dan rumah produksinya seperti mendapatkan berkah. Hal itu banyak disampaikan oleh para pembuat kolang-kaling di Desa Lawang Agung kecamatan Rupit kabupaten Musi Rawas Utara.
Asma Koni adalah salah seorang pengolah kolang Kaling yang mengaku, Selama Ramadan, rumah produksi kolang-kalingnya bisa memproduksi kurang lebih 20 ton. Hal ini disebabkan oleh tingginya peminat. Kolang-kaling hasil produksinya diambil oleh para pedagang di pasa-pasar tradisional Lawang Agung.
Ini
“Untuk harga per kilonya Rp 12 ribu,” jelasnya pada Minggu (18/4/2021).
Sementara untuk penjualannya, Asma Koni mengungkapkan kalau bisa menjual antara 7 sampai 10 kuintal. Angka tersebut tergolong sudah sangat baik mengingat jika di hari-hari biasa nggak mencapai 5 kuintal.
Nggak hanya Asma saja yang merasakan keberkahan kolang-kaling, salah seorang pembuat lainnya, Sarni juga mendapatkan hal serupa. Setiap kali bulan Ramadan tiba, pelataran rumahnya akan ramai warga yang bergotong royong memproduksi kolang-kaling.
Di tengah pandemi yang membuat banyak orang mengalami paceklik, larisnya penjualan kolang-kaling di bulan Ramadan juga menjadi juru selamat. Hasil penjualan kolang-kaling ini bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari.
“Anak saya dirumahkan. Rezeki sedang seret,” ceritanya.
Selain para pedagang pasar, pembeli juga berasal dari warga sekitar atau orang lain yang sudah berlangganan bertahun-tahun. Menurut para pembeli, kolang-kaling di produksi dari Muratara ini memiliki kualitas baik karena proses pengolahannya yang masih manual.
Pembeli kolang-kaling nggak cuma dari pedagang pasar, tapi juga masyarakat umum yang langsung membeli di rumah produksi.
Sarni dan Asma menyebut proses pengolahan manual membuat pemilahan kolang-kaling berkualitas baik dan buruk bisa terjaga dengan baik. Selain itu, banyak pembeli yang lebih suka membeli langsung di rumah produksi karena bisa mendapatkan harga khusus.
“Kalau di pasar kan memang sudah harga pedagang. Kalau di sini beda,” paparnya.
Asma Koni dan Sarni bukanlah pembuat kolang-kaling yang mengolahnya langsung dari bentuk buah aren. Mereka sudah membeli berton-ton kolang-kaling setengah jadi dari beberapa desa yakni Desa Lesung Batu,Karang Anyar,Pantai dan Lubuk Rumbai.
Tim 13