16/11/2025
IMG-20251025-WA0005

Murexs.com, Muratara — Guru di salah satu SD Negeri kecamatan Karang Jaya Kabupaten Musi Rawas Utara inisial (BS) bantah tudingan melakukan dugaan Kekerasan serta potong dana Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang diberitakan salah satu media online, Jumat (24/10/2025).

Ia menjelaskan kronologi peristiwa yang dituding melakukan kekerasan terhadap salah satu murid yang duduk di kelas VI RA (12), berawal pada jam istirahat siswa tersebut kamis (23/10/2025) main bola dan menendang bola sebanyak tiga kali masuk kekelas guru BS, lalu ditegur oleh guru tersebut dan siswa tidak menyahut. Kemudian Guru BS memegang mukanya, dan mengatakan kenapa tidak menjawab, lalu siswa tersebut mengatakan hal kotor “kalimat yang tidak pantas diucapkan dan tidak sopan” terhadap guru.

“Kenapa tidak menyahut ibu manggil. Kenapa bola kamu dilempar kekelas ibu, ” jelas guru BS.

Siswa itu mengucapkan hal kotor terhadap guru BS ” Matilah kau buk, kacuk indok kau buk, (bahasa daerah muratara, Red),” kata guru BS menirukan ucapan siswa tersebut.

Mendengar ucapan siswa tersebut, guru BS memegang mulut siswa tersebut dan membawanya keruangan guru, akan tetapi siswa tersebut meninju bahu guru BS.

“Siswa tersebut meninju bahu saya, untuk itulah saya rangkul dan bawa keruangan kepala sekolah, jelas berita yang beredar tidak sesuai dengan keadaaan sebenarnya, ” kata guru BS ke wartawan Murexs saat diminta klarifikasi.

Selanjutnya tudingan adanya pemotongan dana KIP terhadap siswa, guru BS membantah, bahwa ia tidak pernah melakukan pemotongan dana KIP siswa manapun.

” Untuk buku tabungan memang saya yang pegang, akan tetapi untuk mengambil uang ke bank langsung dilakukan kepala sekolah, bahkan saat dibagikan uang langsung dibagikan ke siswa disaksikan oleh para guru, kepala sekolah dan bahkan orang dari partai, ” jelasnya.

Ia sangat menyayangkan pemberitaan yang ada seolah olah ia melakukan hal yang sangat tidak terpuji, bahkan dibaca banyak orang. Bahkan ia ditegur oleh dinas pendidikan terkait hal yang tidak ia lakukan.

Menurutnya, dengan adanya pemberitaan tersebut sangat merugikan pihak keluarga bahkan sangat mencoreng dunia pendidikan, padahal kejadian tersebut tidak ia lakukan.

(Tim 13)